blog resmi film kartun hantu lucu marvel the marvelous, kartun marvel dan alif plus si gudel

Breaking

Kamis, 28 September 2023

Empat macam manusia menurut alquran dan Hadist

Assalmualaikum wr wb'

Alhamdulillahilladzi hadana lihadza wama kunna linahtadiyalaula an hadanalloh’. Asyhadu alla ila ha illallah...wahdahu la syarikalah..Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Wa Rasuluh..Alladzi la nabiya ba’du..

Segala puji bagi Alloh yang telah menunjukkan kami kepada agama ini. Dan tiadalah kami memperoleh petunjuk sekiranya Alloh tidak memberi petunjuk kepada kami). Segala pujian hanya kepada Allah Selawat dan Salam keatas junjungan besar Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Juga keatas Para Sahabat dan mereka yang berjuang diatas agama Allah sehingga hari kemudian.”

Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati,

Sesungguhnya kesempurnaan ibadah seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala itu kembali kepada dua perkara yang sangat agung, yakni quwwatul ‘ilmiyyah wa quwwatul ‘amaliyyah.

Seorang mukmin akan melakukan berbagai bentuk kebaikan, ibadah, dan amal apabila dia memiliki dua landasan yang utama. Dan seorang hamba akan tetap berada di jalan yang lurus dan haq apabila dia melandasi hidupnya dengan dua kekuatan, yaitu quwwatul ‘ilmiyyah wa quwwatul ‘amaliyyah serta ‘uluwwul himmah wa ‘uluwwul ‘ilmi, kesempurnaan ilmu dan memiliki semangat untuk beramal.

Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati,

Oleh sebab itu, Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala membagi manusia dari sisi ‘uluwwul himmah (tingginya semangat dalam beramal) dan kamalul ‘ilmi (kesempurnaan ilmu) ke dalam empat kelompok.

Yang akan selamat dan berada dalam derajat yang tinggi adalah manakala dua perkara itu bergabung dalam diri seseorang. Yang pertama ialah yang memiliki ilmu/ pemahaman yang benar terhadap agama yang mulia ini. Lalu yang kedua ialah dia memiliki semangat yang tinggi dalam mengamalkan agama ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam ayat Al-Quran tentang kemuliaan seseorang adalah dikaitkan dengan ilmu;

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ
Yarfaillahulladzina Amanu Minkum Walladzina Utul Ilma Darojat

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah[58]: 11)

Di dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

نَرْفَعُ دَرَجَٰتٍ مَّن نَّشَآءُ
Wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma 'alā qaumih, narfa'u darajātim man nasyā`, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm

“Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.” (QS. Al-An’am[6]: 83)
Berkata Al-Imam Malik, imam Darul Hijrah, yaitu dengan ilmu.
Pembagian Kelompok Manusia

Ketahuilah bahwa seorang mukmin akan berada dalam kemuliaan, senantiasa melakukan kebaikan, dan berada dalam hidayah apabila memiliki kedua perkara itu. Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala berkata bahwa manusia akan terbagi kepada empat kelompok, yaitu;

1. Memiliki Ilmu Agama Yang Kuat

Kelompok yang pertama adalah memiliki quwwatul ‘ilmiyyah, ia memiliki kekuatan dari sisi ilmunya sehingga dia mempelajari dan mengetahui agama ini dengan benar.
2. Semangat Beramal

Kemudian yang kedua adalah quwwatul ‘amaliyyah, seorang mukmin senantiasa ingin melakukan perkara-perkara yang sempurna dalam amalnya. Dia memiliki motivasi dan himmah yang tinggi. Oleh sebab itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan motivasi, seperti;

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ
Wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'arḍuhas-samāwātu wal-arḍu u'iddat lil-muttaqīn

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu..” (QS. Ali ‘Imran[3]: 133)

Ini adalah sebuah motivasi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar setiap mukmin melakukan amal kebaikan. Barang siapa yang mengumpulkan motivasinya untuk melakukan amal kebaikan lalu dibimbing dengan ilmu, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan.

Kelompok yang kedua adalah orang-orang yang memiliki semangat dalam beramal shalih, di dalam kehidupan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika seseorang ingin bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan tetapi dia tidak memiliki ilmu, dho’ful bashirah (lemah di dalam ilmu), maka orang yang seperti ini akan celaka. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisahkan tentang orang-orang Nasrani dari sebagian Ahlul Kitab, yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala katakan mereka sebagai orang-orang yang sesat karena mereka memiliki semangat di dalam beramal, namun mereka tidak memiliki ilmu.

Hal ini seperti orang-orang khawarij yang mereka semangat di dalam melakukan amal. Sehingga ketika kening-kening mereka berbekas, dikatakan karena lamanya mereka sujud. Kaki mereka bengkak, mata mereka seolah-olah ada bekas menangis. Akan tetapi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ

“Mereka keluar dari agama bagaikan melesatnya anak panah dari busurnya.” (HR. Ahmad 10585, Bukhari 4004, dan Muslim 1763)

Demikianlah orang-orang khawarij yang mereka beramal tanpa ilmu.
3. Memiliki Ilmu Namun Lemah Dalam Mengamalkan

Sedangkan kelompok yang ketiga adalah orang-orang yang memiliki ilmu (bashirah), akan tetapi mereka lemah dalam mengamalkan ilmunya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan mereka sebagai orang-orang Yahudi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah.

Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati,

Inilah orang-orang yang diberikan anugerah dari sisi ilmu, mengetahui bagian dari agama ini, tetapi mereka lemah di dalam mengamalkannya. Mereka lemah dalam mendakwahkannya. Maka ini adalah gambaran orang-orang yang lemah imannya yang terkadang terkena syubhat, tipu daya dari syahwat dunia, dan dari perkara-perkara maksiat. Maka mereka ini berada di bawah derajat yang tadi.
4. Tidak Berilmu, Tidak Semangat Belajar dan Beramal

Kemudian kelompok yang keempat adalah kelompok yang paling celaka, kelompok yang paling rendah di antara derajat manusia. Yaitu orang-orang yang dho’ful bashirah, dho’ful ‘ilmi, wa dho’ful himmah. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki pemahaman yang benar terhadap agama ini, tidak punya semangat untuk mempelajari agama ini, dan dia juga tidak memiliki semangat untuk beramal.
Meraih Derajat Mukmin Yang Tinggi

Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati,

Seorang mukmin apabila ingin berada dalam derajat yang tinggi, maka dia harus mengumpulkan dua perkara yang sangat agung.
1. Semangat Melakukan Kebaikan

Yang pertama ialah tertanam dalam dirinya semangat yang tinggi untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Dia memiliki himmah aliyah; semangat untuk beramal, berjihad, dan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Paham Terhadap Agamanya

Yang kedua ialah memiliki pemahaman yang cukup/ mumpuni terhadap agamanya, yang dengan itu semangatnya terbimbing dengan ilmu.

Kita mengetahui banyak orang yang semangat untuk mengamalkan agama ini, menegakkan syari’at Islam, dan berjihad di jalan Allah Ta’ala akan tetapi tidak dibimbing dengan ilmu. Dia tidak memiliki bashirah, pemahaman yang benar/ mumpuni terhadap agama ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan di dalam ayat Al-Quran,

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا۟ ۖ وَكَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يُوقِنُونَ
Wa ja'alnā min-hum a`immatay yahdụna bi`amrinā lammā ṣabarụ, wa kānụ bi`āyātinā yụqinụn

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah[32]: 24)

Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati,

Maka dari itu, seorang mukmin dalam kehidupannya harus menyempurnakan dari sisi ilmu/ pemahaman agamanya. Dan dia harus menanamkan semangat dalam mengamalkan amal-amal kebaikan. Barang siapa yang mengumpulkan kedua perkara ini, maka dia akan bisa melakukan setiap kebaikan di dalam agama Islam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman